BAB II PENDAHULUAN
A. Kata
Pengantar
Proses
kegiatan belajar mengajar adalah salah satu kegiatan ilmiah yang mengutamakan
pada transfer knowledge yang menjadi titik utama, trasfer knowledge ini adalah
titik akhir dari hasil proses kegiatan belajar yang terjadi di lingkup kelas,
dalam proses ini guru dianjurkan agar memiliki kompetensi diantara nya
pedagogik, kepribadian dan sosial, jika kompetensi ini dimiliki seorang guru
maka proses transfer knowledge ssuai dengan yang diharapkan akan tetapi melihat
dari sisi peserta didik mereka akan lebih cepat menerima pelajaran jika guru
menggunakan PAIKEM dalam proses belajar, PAIKEM yang memiliki singkatan
pembelajaran aktif inovatif kreatif dan menyenangkan adalah lagkah pembelajaran
yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran agar siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran, jika siswa aktif kretif dan inovatif dalam proses pembelajaran
maka daya minat belajar siswa akan lebih termotivasi dan lebih mudah untuk
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Setelah
perkembangan paikem ini telah dilakukan oleh pendidik maka pendidik harus
mengeksplorasikannya terhadap technologi, bagaimana guru mengkolaborasikan
antara pembelajaran aktif dengan teknologi, sehubungan dengan pendidikan itu
wajib bagi siswa maka dipermudahlah dengan metode ini agar pendidikan itu
menyeluruh di lapisan masyarakat oleh karena itu pada pembahasan kali ini akan
di paparkan tentang pengaplikasian metode blended learning, blanded learning
secara luas yaitu pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media technologi
dalam proses pembelajaran akan tetapi sesekali diadakan face to face untuk
lebih mengoptimalkannya.
B. Tujuan
Penulisan
1. Agar
mengetahui pengertian dari blended learning
2. Mengetahui
bagaimana cara pengaplikasian blended learning
3. Untuk
mengetahui manfaat blended leaning
C. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari blended learning ?
2. Bagimana
pengaplikasian dari blended learning ?
3. Apa
manfaat dari blended learning ?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Blended Learning
Blended learning istilah yang berasal dari bahasa inggris, yang terdiri
dari dua suku kata, blended dan learning. Blended merupakan campuran, kombinasi
yang baik. Sedangkan learning merupakan pembelajaran. Sedangkan menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal
tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online
dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa
Pelaksanaan pendekatan ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online,
terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka.
Dengan pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih
bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Jadi blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang
memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat
memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan
antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pebelajar
dan pemelajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar
informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar dengan
berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.
Peran blended learning dalam pendekatan pedagogis seperti PBL telah
mendapatkan pengakuan seinternasional antara praktisi dan
pendidikan akademis sama. Resarch ke dalam konsep, alat, dan metodologi baik
e-learning dan PBL telah meningkat dalam momentum dalam beberapa tahun
terakhir. Kekhawatiran Namun, komentator kontemporer telah menyuarakan dengan
kecepatan teknologi yang telah banyak berjalan dengan mengorbankan kemajuan
pedagogoical. Dalam bidang tertentu blended learning, jones (2006) menyimpulkan
tha praktek blended learning telah melampaui reserach karena, sebagian telah mendapatkan peningkatan
pesat dalam kualitas di penggunaan dan kecanggihan teknologi
Masalah dengan berhubungan dengan desain dan implementasi dari
lingkungan blended learning telah semakin muncul dalam beberapa tahun terakhir,
sebagai kemajuan teknologi terus mengaburkan garis antara belajar
didistribusikan dan miring berbasis kampus tradisional. Hal ini menimbulkan
pertanyaan tentang kemajuan teknologi selama dekade yang telah membawa
tantangan dan peluang untuk cara-cara di mana individu dididik dan dilatih
secara khusus melalui instruksi secara onlinekomunikasi. Dorongan untuk blended
learning sebagian bergantung pada penerimaan yang berkembang bahwa program
pendidikan dan pelatihan yang lebih tinggi itu harus dan
sebagian untuk kebutuhan yang
berpusat pada siswa untuk mengembangkan efisiensi ditingkatkan lebih dalam penyediaannya dalam mengajar untuk berbicara
kesadaran tentang perlunya interaksi yang kuat dan efektif antara pedagogi dan
teknologi untuk memastikan bahwa keduanya digunakan untuk efek terbaik dalam
mengimplementasikan PBL dalam lingkungan blended learning (Gredler)
Dalam pertimbangan tentang pembelajaran dan pengajaran menunjukkan bahwa
peran teknologi dalam pembelajaran tetap menjadi masalah bagi pengembangan
teori dan penelitian. Secara khusus ada kebutuhan untuk penelitian tentang prinsip-prinsip
pembelajaran yang membahas guru - interaksi siswa, komunikasi siswa dan
mahasiswa subjek penting untuk berbagai interaksi digunakan dalam teknologi
komputer di lingkungan.
Salah satunya adalah
untuk menyatakan bahwa untuk FL kelas L2, blended learning atau mengajar (BLT)
lebih efektif daripada online atau benar-benar tatap muka belajar dan mengajar
(FFLT) yang lain adalah untuk menunjukkan cara sederhana untuk siswa merancang
di kedua dan ketiga semester di sekolah Jepang
B.
Karakteristik Blended Learning
Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
·
Pembelajaran
yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya
pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
·
Sebagai
sebuah kombinasi pengajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan
belajar mandiri via online.
·
Pembelajaran
yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan
gaya pembelajaran.
·
Guru dan
orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai
fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.
·
Blended
Learning dibutuhkan pada saat metode pengajaran jarak jauh tidak begitu
dibutuhkan. Proses pengajaran blended learning ini dibutuhkan pada pemelajar
membutuhkan penambahan pelajaran.
Blended learning dibutuhkan pada saat :
· Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
· Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan
siswa
· Siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
· Membantu proses percepatan pengajaran.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya
perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep
pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses
kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah
menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan
jarak jauh selanjutnya. Hal ini lah mengapa untuk saat ini sistem pembelajaran
secara blended learning masih sangat baik di terapkan di Indonesia agar lebih
dapat terkontrol secara tradisional juga.
C. Tujuan Blended Learning
Adapun tuhuan dari blended learning adalah :
· Membantu pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar,
sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
· Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk
pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
· Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan
aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat
digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan
kelas online memeberikan pemelajar Sedangkan porsi online memberikan para siswa
dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di
mana saja selama pemelajar memiliki akses internet
Blended
learning memiliki dua kategori utama, yaitu :
· Peningkatan bentuk aktifitas tatap-muka (perkuliahan). Banyak pengajar
menggunakan istilah ‘blended learning’ untuk merujuk kepada penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam aktifitas tatap-muka, baik dalam
bentuknya yang memanfaatkan internet (web-dependent) maupun sebagai pelengkap
(web-supplemented) yang tidak merubah model aktifitas.
· Hybrid learning : pembelajaran model ini mengurangi aktifitas tatap-muka
(perkuliahan) tapi tidak menghilangkannya, sehingga memungkinkan mahasiswa
untuk belajar secara online.
D.
Kelebihan dan
Kekurangan Blended Learning Kelebihan
blended learning :
Adapun kelebihan dan kekurangan blended learning adalah :
· Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya
memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.
· Pembelajaran lebih efektif dan efisien
· Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta
belajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
Kekurangan
blended learning :
· Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila
sarana dan prasarana tidak mendukung.
· Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses
internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang
memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti
pembelajaran mandiri via online.
· Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
·
Tidak
meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses Internet
E. Epistemologi
Blended Learning
Sebagaimana yang
dijelaskan dalam ontology atau hakekat kajian dari “Blended learning” bahwa
blended Learning adalah suatu aktifitas pembelajaran yang memadukan lebih dari
satu jenis pembelajaran, misalnya pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran
secara online. Whitelock & Jelfs (2003) memberikan tiga hal pengertian
terkait apa saja yang dipadukan dalam Blended Learning, yaitu :
1. The integrated combination of traditional
learning with web based online approaches
2. The Combination of media and tools
employed in an e-Learning environment
3. The combination of a number of pedagogic
approaches, irrespective of learning technology use
Pengertian diatas
memberikan arahan kepada pemerhati pendidikan tentang bagaimana mendesain
Blended Learning. Common (2005) memberikan lima kunci untuk melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan blended learning, yaitu ;
1. Live
event, pembelajaran langsung atau tatap muka secara sinkronous dalam waktu dan
tempat yang sama atau waktu yang sama tapi tempat berbeda.
2. Self
Paced Learning, yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri, yang
memungkinkan peserta didik belajar kapan saja dan dimana saja secara online.
3. Colaboration,
mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antara
peserta didik.
4. Assesment,
perancang harus mampu meramu kombinasi jenis assessment online dan offline baik
yang bersifat tes maupun non tes
5. Performance
support material, pastikan bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, dapat
diakses oleh peserta didik baik secara offline maupun online.
Jika digambarkan
blended learning seperti gambar dibawah ini ;
Gambar 1. Blended Learning
Prof. Mc Ginnis (2005) dalam artikel
berjudul “Building A Successful Blended Learning Strategy” menyarankan enam hal
yang perlu diperhatikan saat menyelenggarakan Blended learning, yaitu :
1. Penyampaian
bahan ajar dan penyampaian pesan harus konsisten
2. Penyelenggaran
pembelajaran harus serius, mengingat ini berpengaruh pada proses penyesuaian
diri peserta didik. Konsekuensinya peserta didik akan lebih mandiri.
3. Bahan ajar harus
selalu di update (selalu diperbarui), baik dari segi format maupun konten,
termasuk didalamnya ketersediaan bahan ajar yang memenuhi kaidah “bahan ajar
mandiri”
4. Alokasi
waktu yang digunakan bisa menyesuaikan, misalnya 75%;25% (Online:tatap muka),
menyesuaikan kondisi peserta didik
5. Alokasi waktu 25%
untuk tutorial dapat digunakan khusus bagi mereka yang tertinggal, namun bila
tidak memungkinkan, misalnya sebagian besar menghendaki pembelajaran tatap
muka, maka 25% tersebut digunakan untuk “remedial Class”. Yaitu untuk
menyelesaikan kesulitan-kesulitan memahami bahan ajar.
6. Diperlukan
kepemimpinan atau manajemen yang konsen, mempunyai waktu dan perhatian yang
terus menerus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tahapan merancang
dan menyelenggarakan Blended Learning sebagaimana yang disarankan oleh Prof
Steve Slemur (2005) dan Soekartawi (2005) adalah :
1. Tetapkan Macam
materi Bahan ajar Bahan ajar dibedakan menjadi bahan ajar yang bisa dipelajari
sendiri, bahan ajar yang bisa dipelajari melalui interaksi tatap muka dan bahan
ajar yang bisa dipelajari melalui online atau web based
2. Tetapkan rancangan
dari kolaborasi pembelajaran (Blended learning) yang digunakan, disini
dibutuhkan tim ahli, karena akan dipilih dan dipilah tentang
a. Bagaimana blended
learning disajikan
b. Bahan ajar yang mana
yang bersifat wajib dipelajari dan mana yang sebatas dianjurkan untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik,
c. Bagaimana peserta
didik mengakses dua komponen tersebut
d. Faktor pendukung
lainnya seperti software, learning resources centre dan lain-lain.
3. Tetapkan format dari
online learning, apakah bahan ajar tersedia dalam format html (format yang
mudah di cut dan di paste) atau dalam format PDF (yang tidak bisa di cut dan di
paste), kemudian history yang dipakai, apakah online learning menggunakan
internet dengan link apa? Apakah yahoo, google dan lain-lain
4. Lakukan uji terhadap
rancangan, untuk memastikan apakah rancangan mudah dilaksanakan atau
sebaliknya, sehingga bisa dengan cepat di evaluasi.
5. Selenggarakan
blended learning dengan sambil menugaskan instruktur khusus yang tugas utamanya
melayani pertanyaan dan lain sebagainya.
6. Siapkan kriteria
evaluasi pelaksanaan Blended learning, seperti :
a. Kemudahan akses bagi
peserta didik
b. Kualitas isi
(konten) instructional yang dipakai (bagaimana bahan ajar disiapkan dan apakah
isi bahan ajar sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran)
c. Tampilan yang
profesional (lay out)
d. Daya tarik (bahan
ajar, petunjuk dan informasi lainnya mempunyai mampu menarik nminat peserta
didik untuk belajar)
e. Kemudahan penerapan
f. Efisiensi biaya
Disamping persiapan
diatas, hal yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan modul pembelajaran.
Modul adalah unit pengajaran yang lengkap yang dirancang untuk digunakan oleh
seorang pemelajar atau sekelompok pemelajar tanpa kehadiran guru. Tujuan
keseluruhan dari penggunaan modul adalah memudahkan pemelajar belajar tanpa
pengawasan dari guru/tutor. Syarat dari pembuatan modul adalah tampilan dan
konten menarik perhatian, memperkenalkan dan menyajikan konten baru, memberikan
latihan dengan dilengkapi kegiatan umpan balik, menguji penguasaan materi pemelajar
dan memberikan perbaikan tindak lanjut atau pengayakan. Oleh karena itu
komponen-komponen dari modul diantaranya adalah:
a. Dasar pemikiran,
berisi garis besar konten dari modul
b. Tujuan, berisi
segala sesuatu yang ingin diharapkan dari penggunaan modul
c. Ujian masuk,
komponen prasyarat yang harus dilalui sebelum menggunakan modul tersebut
d. Material multimedia,
modul menggunakan berbagai teknplogi dan media
e. Kegiatan belajar,
modul menggunakan berbagai strategi pembelajaran dan pendekatan
f. Latihan dan umpan balik,
modul memberikan kesempatan kepada pemelajar mempraktekkan hal yang sudah
dipelajari dari modul
g. Ujian mandiri, modul
memberikan kesempatan kepada pemelajar untuk menguji kembali kemampuannya
h. Ujian penutup,
menunjukkan kepada pemelajar dan pembelajar apakah pemelajar dengan modul
tersebut telah mengahsilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari modul.
Allison Littlejohn
dan Cris Pegler dalam bukunya “Preparing for Blended Learning” menyatakan
bahwa”...how to plan so that there is integration of these activities with
appropriate resourcess, e-tool, and environment, using a range of teaching
methodologies.” Ini memberi arti hal-hal yang patut dipersiapkan dalam
merancang sebuah pembelajaran Hybrid untuk memastikan hasil blended learning
mengembangkan pelatihan ataupun kegiatan belajar diantaranya adalah:
a. Perangkat seperti
apa yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan blended learning tersebut, dalam
hal ini tidak ada pendekatan baku, bisa memadukan berbagai pendekatan yang
sesuai. Perangkat seperti matriks, mapping, leson plan dan lain sebagainya bisa
membantu melaksanakan kegiatan ini,
b. Sumber belajar yang
variatif, baik berupa modul, slide, film dan sumber belajar multimedia lainnya
yang memberikan pengalaman tersendiri untuk pemelajar. Sumber belajar ini bisa
diperoleh dengan memanfaatkan materi yang sudah ada dan digunakan lagi seperti
segala resourcess yang ada di perpustakaan, penerbitan, museum, arsip nasional,
koleksi-koleksi bersejarah dan lain sebagainya, bisa juga sumber yang
diciptakan sendiri oleh pembelajar dan berbagai cara lainnya.
c. Lingkungan belajar
yang terintegrasi dalam paduan (blends), seperti pembelajaran berbasis masalah
(Problem based learning), Lingkungan belajar elektronik (Electronic learning
environment) yang terbingkai dalam perpaduan pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran virtual (online. Beberapa contoh leson plan dan mapping proses
blended learning ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2. Leson Plan
Blended learning
Gambar 3. Mapping
Blended Learning
Ketiga komponen
diatas merupakan bagian penting yang harus disiapkan dalam mendesain blended
learning. Akan tetapi sebelum itu, untuk memastikan hasil blended learning
benar-benar sesuai tujuan yang diharapkan atau memberi pengaruh dalam
dinamisasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran maka ada tiga faktor yang
perlu dipertimbangkan yaitu tujuan belajar, konteks belajar dan pendekatan
proses belajar mengajar, yang ketiganya merupakan faktor-faktor yang saling
mempengaruhi satu sama lain.
Dari hal diatas
menjelaskan bahwa perpaduan dalam blended learning yang dimaksud adalah :
1. Perpaduan metode, strategi dan pendekatan pembelajaran, bisa berupa
a. Pembelajaran
tatap muka, pembelajaran kovensional (tradisional), pertemuan langsung antara
pembelajar dan pemelajar, hal ini diperlukan terutama bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar misalnya dalam memahami bahan belajar dalam bentuk
desain terformat.
b. Pembelajaran
mandiri dengan asynchronous, pembelajaran yang dilakukan tanpa ada pengawasan
dari guru/tutor, siswa bebas menentukan kapan dan dimana saja bisa belajar.
c. Pembelajaran
e-learningatau pembelajaran online secara synchronous, pembelajaran berbasis
technology, dengan media berbasis IT, bahan belajar mudah diakses dimana saja, komunikasi
pembelajar dan pebelajar melalui online.
2. Perpaduan
Tool atau perangkat yang dimanfaatkan dalam pembelajaran,
seperti real time kolaborasi perangkat lunak, program berbasis web online,
modul online, dan elektromagnetik lainnya
3. Perpaduan
lingkungan belajar, yang semula mungkin hanya pembelajaran dalam kelas secara
tatap muka, dengan metode ini memungkinkan pembelajaran bisa dimana saja sesuai
kebutuhan dan yang mampu meningkatkan pengalaman belajar siswa hingga lebih menarik
dan bervariasi.
4. Sumber belajar, yang
selama ini secara konvensional pemelajar hanya memperoleh sumber belajar dari
modul cetak atau buku teks, dengan blended learning diharapkan siswa memperoleh
pengalaman dari berbagai sumber belajar seperti sumber dari perpustakaan,
penerbit bahkan dari internet atau multimedia lainnya.
5. Perpaduan
aktifitas pembelajaran siswa yang memungkinkan student centre atau partisipasi aktif dari siswa.
BAB III KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Blended learning adalah adalah suatu aktifitas pembelajaran yang memadukan lebih dari
satu jenis pembelajaran, misalnya pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran
secara online. Menurut Whitelock & Jelfs (2003) memberikan tiga hal pengertian
terkait apa saja yang dipadukan dalam Blended Learning, yaitu :
1.
The
integrated combination of traditional learning with web based online approaches
2.
The
Combination of media and tools employed in an e-Learning environment
3.
The
combination of a number of pedagogic approaches, irrespective of learning
technology use
Dalam pengaplikasian blended learning ini menurut whitelock dengan poses
sebagai berikut, 1. Live event 2. Self Paced Learning, 3. Colaboration, 4. Assesment, 5. Performance support material,
Manfaat menggunakan metode blended learning ini
adalah: 1. Membantu pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses
belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar. 2. Menyediakan
peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran
secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang. 3. Peningkatan
penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek terbaik
dari tatap muka dan instruksi online.. Sedangkan kelas online memeberikan
pemelajar Sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan konten multimedia
yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama pemelajar
memiliki akses internet
B. Pesan
Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Common, J.M. 2005. Blended Learning Design :
Five Key Ingredients, diakses pada 29
Oktober 2015
Mc Ginnis, M. 2005. Building a Successful
Blended Learning Strategy, diakses tanggal 26 Oktober 2015-10-30
Littlejohn, Allison & Pegler, Chris. 2007.
Preparing For Blended E-Learning.
Canada.
Smaldino, Sharon E, Lowther Deborah L, Russell,
James D. 2011. Instructional technology & Media For Learning, Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk belajar. Jakarta. Penerbit kencana Prenada Media
Group
Yukiko inoue, cases on online and blanded
learning technology in higer education, united state of amerika,2010,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar