Selasa, 24 Mei 2016

MEMFASILITASI PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK UNTUK MENGGEMBANGKAN POTENSI PESERTA DIDIK

MEMFASILITASI PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK UNTUK MENGGEMBANGKAN POTENSI PESERTA DIDIK

Lembaga pendidikan adalah salah satu sarana yang dapat mengantarkan proses pendidikan kegerbang tujuan yang diinginkan oleh pelaku pendidik. Oleh karena itu dalam proses pendidikan diperlukan sebuah lembaga yang diatur dalam sebuah menejemen untuk menghantarkan tujuan pendidikan yang sebenarnya. Namun lembaga pendidikan bukan tujuan pendidikan, ia hanya merupakan sarana yang dibutuhkan dalam proses pendidikan untuk mempermudah proses pendidikan yang sesuai harapan.
Dan dalam proses pendidikan pun amat sangat dibutuhkan juga pembiayaan dan sarana prasarana pendidikan bagian dari rumpun manajemen pendidikan yang harus dilaksanakan sesuai dengan tatalaksana pendidikan. System pendidikan memerlukan pelaksanaan yang profesioanal, diantaranya bagaimana cara menggali sumber dana untuk membiayai sarana semisal pembangunan sarana fifik dan prasarana pendidikan lainnya semisal biaya peningkatan mutu pendidikan. Dengan menatalaksana baik dan benar maka akan didapatkan hasil maksimaldari sejumlah anak didikdi lembaga pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.

ASAS PENDIDIKAN

ASAS PENDIDIKAN

Manajemen dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Karena setiap mengerjakan segala sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efektif dan efisien.
Manajemen sangatlah penting bagi kehidupan manusia baik individu maupun kelompok, terutama manajemen yang berlandaskan ajaran Islam untuk kehidupan manusia yang lebih baik. Sebagai contoh tentang pendidikan yang diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.

KEPRIBADIAN ORANG MUSLIM

A.   Pengertian Kepribadian Seorang Muslim

    Kepribadian muslim adalah seperti Rasulullah yang telah digambarkan oleh Al-qur’an yaitu menjadi rahmat bagi umat Nabi Muhammad saw dan sekalian alam.Maka, seseorang yang telah mengaku muslim seharusnya memiliki kepribadian sebagai sosok yang dapat memberikan kebahagiaan kepada siapa dan apapun yang ada di sekitarnya walaupun seperti yang kita ketahui tidak akan ada  yang dapat menyamakan kepribadian Rasulullah SAW.
    Persepsi (gambaran) masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah.
    Padahal itu hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi 
acuan bagi pembentukan pribadi muslim.

WAB BASE LEARNING


2.1 Definisi dan Konsep Web Based Learning (WBL)

Menurut Susanna Tsai and Paulo Machado dari InkiTiki Corporation dalam artikelnya yang berjudul[1]E-learning, Online Learning, Web-based Learning, or Distance Learning: Unveiling the Ambiguity in Current Terminology”, definisi mengenai pembelajaran berbasis web (WBL) adalah  “Web-based learning is associated with learning materials delivered in a Web browser, including when the materials are packaged on CD-ROM or other media.” Pembelajaran berbasis web terkait dengan sumber belajar yang disajikan melalui aplikasi web, termasuk jika sumber belajar itu dikemas pada CD-ROM atau media lain.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Firman Gunawan (2011) dalam buku Mozaik Teknologi Pendidikan,[2] bahwa Web based learning adalah suatu system belajar jarak jauh berbasis teknologi informasi melalui antar halaman web. Begitu juga definisi yang dikemukakan oleh Horton sebagaimana yang tercantum pada jurnal “pembelajaran berbasis web sebagai metoda komplemen kegiatan pendidikan dan pelatihan” oleh Oenardi Lawanto bahwa Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.

PROBLEM SOLVING


A.    Definisi Problem Solving

Problem Solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan cara - cara lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Belajar Pemecahan Masalah mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Adapun ciri-ciri metode pembelajaran problem solving, yaitu diantaranya[1] :

1. Siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil
2.  Pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mengandung persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahannya
3.      Siswa menggunakan banyak pendekatan dalam belajar
4.  Hasil dari pemecahan masalah adalah tukar pendapat (sharing) diantara semua siswa

PENILAIAN PORTOFOLIO TRADISIONAL DAN ELEKTRONIK

A.      PENILAIAN PORTOFOLIO TRADISIONAL DAN ELEKTRONIK
Portofolio merupakan kumpulan karya para siswa yang menggambarkan pertumbuhan pada sebuah priode waktu. Portofolio biasanya mencakup artefak yang merupakan dan bahan-bahan yang dibuat olehpara siswa. Portofolio siswa sering kali meliputi artefak seperti buku bergambar video, dan proye[1] multimedia komputer. Para siswa biasanya diminta untuk mnyertakan pemikiran tertulis mengenai karya mereka
Tujuan dari penilaian protofolio yaitu untuk mengukur prestasi berdasar kemampuan untuk menciptaka produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka dari segi analisis, sitetis dan evaluasi. Portofolio menyajikan gambaran luas mengenai apa yang siswa ketahui dan dapat dilakukan. Portofolio bisa menampilkan baik itu proses ataupun produk dari karya siswa. Pemikiran siswa sebaiknya menjadi komponen penting dalam portofolio. Pemikiran mandiri dan aktif menggalakan perenungan mengenai karya dan kemampuan mereka.

Penilaian portofolio jika rencana penilaian melibatkan penentuan kinerja keseluruhan individual setiap siswa maka dapat digunakan penilaian portofolio tradisional atau elelktronik untuk mencapai tujuan. Portofolio menilai kemempuan siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka terkait dengan analisis, dan evaluasi. Komponen kunci pada portofolio adalah bahwa mereka mengharuskan refleksi sendiri dari para siswa mengenai pembelajaran mereka sendiri sesuai yang ditampilkan diproduk portofolio. Sebagai misal, jika siswa bisa memilih fragmen karya yang menampilkan pencapaian sebuah tujuan belajar, mereka mungkin saja diminta untuk menjelaskan mengapa mereka memilih fragmen tersebut dan bagaimana itu menunjuka bahwa mereka telah mempelajari pngetahuan dan kemampuan sasaran. Refleksi dapat diperluas untuk mengembangkan kemempuan metakognitif dengan memninta siswa menjelaskan apa yang akan merka lakukan secara berbeda untuk meningkatkan pembelajaran mereka.

ACTION RESEARCH


A.    Pengertian Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Menurut Daniel R Tomar (2010, hal 10) action research is a systematic process of solving educational problems and making improvements.”Penelitian tindakan adalah proses yang sistematis untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan nasional dan membuat perubahan.

Dalam bukunya, Ernest T. Stringer (2007, hal 1) menyatakan bahwa Action research is a systematic approach to investigation that enables people to find effective solutions to problems they confront in their everyday lives.”Penelitian tindakan adalah pendekatan sistematis untuk penyelidikan yang memungkinkan orang untuk menemukan solusi yang efektif untuk masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Sejalan dengan kedua pendapat sebelumnya, menurut Craig A. Metler “Actions research is defined as any systematic inquiry conducted by teachers, administrators, and counselors, or others with a vested interest in teaching and learning proses or environment for the purpose of gathering information about how their particular school operate, how they teach, and how their stdents learn”(Mils, 2007). 

Penelitan Eksperimen

1.    Pengertian Penelitian Eksperimen
Eksperimen menurut Kerlinger (1986: 315) adalah sebagai suatu penelitian ilmiah dimana peneliti memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variable bebas dan melakukan pengamatan terhadap variabel-variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul bersamaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas tersebut.
Sementra itu Isaac dan Michael (1977: 24) menerangkan bahwa penelitian Eksperimen bertujuan untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Sedangkan Robert Plutchik (1988: 213) mengemukakan definisi eksperimen secara lebih singkat, adalah merupakan cara mengatur kondisi suatu eksperimen untuk mengidentifikasi variable-variabel dan menentukan sebab akibat suatu kejadian.[1]
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dimana peneliti melakukan manipulasi secara sistematis untuk melihat hubungan sebab akibat dari variable independen dan variable kontrol untuk tujuan penelitian.

MODEL PENGEMBANGAN ADDIE

Pemilihan model pengembangan yang baik akan menghasilkan produk yang  efektif  dan  efisien.  Ketepatan  pemilihan  model  pengembangan  akan menghasilkan  produk  yang  tepat.  Salah  satu  ciri  ketepatan  produk  hasil pengembangan  yaitu produk  tersebut  dapat di  aplikasikan  dengan  baik  dan memberi manfaat bagi para penggunanya. Hasil Produk Pengembangan yang baik dan  tepat  akan  meningkatkan  motivasi  dan  keinginan  peserta  diidk  untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam terhadap materi yang disajikan.[1]
Sejak enam puluh tahun terkahir lebih dari 100 model pembelajaran bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori belajar. Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry untuk merancang sistem pembelajaran