Selasa, 24 Mei 2016


MODEL PENGEMBANGAN ADDIE

Pemilihan model pengembangan yang baik akan menghasilkan produk yang  efektif  dan  efisien.  Ketepatan  pemilihan  model  pengembangan  akan menghasilkan  produk  yang  tepat.  Salah  satu  ciri  ketepatan  produk  hasil pengembangan  yaitu produk  tersebut  dapat di  aplikasikan  dengan  baik  dan memberi manfaat bagi para penggunanya. Hasil Produk Pengembangan yang baik dan  tepat  akan  meningkatkan  motivasi  dan  keinginan  peserta  diidk  untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam terhadap materi yang disajikan.[1]
Sejak enam puluh tahun terkahir lebih dari 100 model pembelajaran bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori belajar. Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry untuk merancang sistem pembelajaran


Model ADDIE adalah istilah sehari-hari yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan pembelajaran.[2]  ADDIE merupakan singkatan, Design, Development or Production, Implentation or Delivery, and   Evaluation[3]
A.        TAHAP PENGEMBANGAN MODEL ADDIE

Di bawah ini merupakan skema mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan model ADDIE.




 










Gambar Model  ADDIE[4]
Dari skema model di atas dapat kita ketahui bahwa terdapat beberapa langkah-langkah tahap pengembangan yakni :
a.     Analysis (analisa)
Pada tahap analisis biasanya meliputi pelaksanaan analisis kebutuhan, identifikasi masalah dan merumuskan tujuan[5]
Analisis merupakan tahap pertama yang harus dilakukan oleh seorang pengembang pembelajaran. Kegiatan utama pada tahap ini adalah menganalisis perlunya pengembangan media/metodepembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan media pembelajaranbaru.Pengembangan media pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah dalam mediapembelajaran yang sudah diterapkan. Setelah analisis masalah perlunya pengembangan mediapembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan mediapembelajaran baru tersebut.
  Langkah analisis melalui dua tahap, yaitu :
·         Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen
Contoh :
1. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya kinerja individu dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran.
2. Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi perbaikan kualitas manajemen.Misalnya pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang memadai
·         Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar
Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
b.     Design (desain/perancangan)
Pada tahap desain terdiri dari perumusan tujuan umum yang dapat diukur, mengklasifikasikan   pembelajar   menjadi   beberapa   tipe,   memilih   aktifitas pembelajar dan memilih media[6]
Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan media/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya
Yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama,  merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan:
1)    Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.
2)    Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran.
3)    Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa?
4)    Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa. Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:
Ø  Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran.
Ø  Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar kompetensi yang telah digariskan.
Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan - pertanyaan kunci diantaranya adalah sebagai berikut :
Ø  Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran?
Ø  Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran?
Ø  Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - setelah mengikuti program pembelajaran?
Ø  Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam mendukung program pembelajaran?

c.     Development (pengembangan)
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual media/metode pembelajaran yang baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah :
1)    Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2)    Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang akan membuat pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya, Pertanyaan-pertanyaannya antara lain :
Ø  Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran?
Ø  Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?
Ø  Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?
Ø  Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran?
d.      Implementation (implementasi/eksekusi)
Pada tahap ini diimplementasikan media/metode yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan media/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Setelah penerapan, dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan media/metode berikutnya
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan  sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini antara lain :
1)    Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
2)    Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
3)    Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut :
Ø  Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
Ø  Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan?
e.      Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada akhir setiap tahap sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh media/metode tersebut.
Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada  setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :
1)    Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
2)    Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran.
3)    Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain :
Ø  Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini?
Ø  Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran?
Ø  Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran?
Ø  Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari?
Ø  Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa?
Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
B.           Kelebihan dan Kekurang Model Desain ADDIE
Kekurangan dan Kelebihan Model Desain ADDIE ini sebagai berikut.
1.    Kelebihan desain ADDIE
Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.
2.     Kekurangan model desain ADDIE
Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya
C.   FORMAT PENELITIAN






































Gambar Format Penelitian R & D[7]

BAB III
KESIMPULAN

ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Menurut langkah-langkah pengembangan produk. Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.
Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry untuk merancang sistem pembelajaran.  Model pengembangan ADDIE terdiri atas 5 langkah pokok, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Analisis
Kegiatan utama pada tahap ini adalah menganalisis perlunya pengembangan media/metodepembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan media pembelajaran baru. Pengembangan media pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah dalam mediapembelajaran yang sudah diterapkan. Setelah analisis masalah perlunya pengembangan mediapembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan mediapembelajaran baru tersebut.
2.      Design
Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan media/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.

3.      Development
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual media/metode pembelajaran yang baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.
4.      Implementation
Pada tahap ini diimplementasikan media/metode yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan media/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Setelah penerapan, dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan media/metode berikutnya.
5.      Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada akhir setiap tahap sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh media/metode tersebut.







DAFTAR PUSTAKA

A Robbert Raiser & John Depsey, Trend and Issue in Instructional Design and Technology (new jersey : Pearson Education. Inc ) h.19

Benny A Pribadi. 2009.Model desain system Pembelajaran Jakarta, Dian Rakyat, 2009. H.127

Donald Ary, Dkk. Introduction to research in education, Terj. Arif Furqon (Surabaya:Usaha Nasional, 1982) h.50
Molenda, M. In search of the ellusive ADDIE model. Pervormance improvement, 42 (5), 34-36. Submitted for publication in A. Kovalchick & K. Dawson, Ed’s, Educational Technologi: An Encyclopedia. Copyright by ABC- Clio, Santa Barbara, CA, 2003. (http://www.indian.edu) diakses pada 3 April 2016

Mulyatiningsih Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan (Bandung: Alfa Beta) h.199

PPS UNJ. Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. (UNJ 2012) .h.85-86









[1] Donald Ary, Dkk. Introduction to research in education, Terj. Arif Furqon (Surabaya: Usaha Nasional, 1982) h.50
[2] Molenda, M. In search of the ellusive ADDIE model. Pervormance improvement, 42 (5), 34-36.
Submitted for publication in A. Kovalchick & K. Dawson, Ed’s
, Educational Technologi: An
Encyclopedia. Copyright by ABC- Clio, Santa Barbara, CA, 2003. (
http://www.indian.edu)
diakses pada 3 April 2016
[3] Mulyatiningsih Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan (Bandung: Alfa Beta) h.199
[4] Benny A Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:PT. Dian Rakyat. h.127
[5] A Robbert Raiser & John Depsey, Trend and Issue in Instructional Design and Technology (new jersey : Pearson Education. Inc ) h.19
[6] A Robbert Raiser & John Depsey, Trend and Issue in Instructional Design and Technology (new jersey : Pearson Education. Inc ) , h.20
[7] PPS UNJ. Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. UNJ 2012.h.85-86

3 komentar:

  1. kak, kalau boleh tau, yang kelebihan dan kekurangan model ADDIE sumbernya darimana ya? terima kasih

    BalasHapus
  2. Iya, sama aku mau nanya sumber dari kekurangan dan kelebihan model ADDIE dari mana yah??? Terimakasih

    BalasHapus
  3. Iya, sama aku mau nanya sumber dari kekurangan dan kelebihan model ADDIE dari mana yah??? Terimakasih

    BalasHapus