MODEL PENGEMBANGAN ADDIE
Pemilihan model pengembangan yang baik akan
menghasilkan produk yang efektif dan
efisien. Ketepatan pemilihan
model pengembangan akan menghasilkan
produk yang tepat.
Salah satu ciri
ketepatan produk hasil pengembangan
yaitu produk tersebut dapat di
aplikasikan dengan baik
dan memberi
manfaat bagi para penggunanya. Hasil Produk Pengembangan yang baik dan
tepat akan meningkatkan
motivasi dan keinginan
peserta diidk untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam terhadap
materi yang disajikan.[1]
Sejak enam puluh tahun terkahir lebih dari 100 model
pembelajaran bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori
belajar. Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah
model ADDIE ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or
Production, Implementation or Delivery and Evaluations.
Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model ini dapat digunakan
untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan
ajar. ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun
perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and
Carry untuk merancang sistem pembelajaran
Model ADDIE adalah
istilah sehari-hari yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis
untuk pengembangan pembelajaran.[2] ADDIE merupakan singkatan, Design, Development or Production, Implentation or Delivery, and
Evaluation[3]
A.
TAHAP PENGEMBANGAN MODEL ADDIE


Gambar Model ADDIE[4]
Dari skema
model di atas dapat kita ketahui bahwa terdapat beberapa langkah-langkah tahap pengembangan yakni :
a. Analysis (analisa)
Pada tahap analisis biasanya meliputi
pelaksanaan analisis kebutuhan, identifikasi masalah dan merumuskan tujuan[5]
Analisis merupakan tahap
pertama yang harus dilakukan oleh seorang pengembang pembelajaran. Kegiatan
utama pada tahap ini adalah menganalisis perlunya pengembangan media/metodepembelajaran
baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan media pembelajaranbaru.Pengembangan media pembelajaran
baru diawali oleh adanya masalah dalam mediapembelajaran yang sudah
diterapkan. Setelah analisis masalah perlunya
pengembangan mediapembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan
dan syarat-syarat pengembangan mediapembelajaran baru tersebut.
Langkah analisis melalui dua tahap, yaitu :
·
Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui
dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi
berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen
Contoh
:
1.
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya kinerja individu
dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa
penyelenggaraan program pembelajaran.
2.
Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja
memerlukan solusi perbaikan kualitas manajemen.Misalnya pemberian insentif
terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja
yang memadai
·
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan
untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh
siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar
Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah
berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi
kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan
atas kebutuhan.
b.
Design (desain/perancangan)
Pada tahap desain terdiri dari perumusan
tujuan umum yang dapat diukur, mengklasifikasikan
pembelajar menjadi beberapa
tipe, memilih aktifitas pembelajar dan memilih media[6]
Kegiatan
ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar,
merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat
pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar.
Rancangan media/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual
dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya
Yang kita lakukan dalam tahap desain
ini, pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik,
measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes
tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi.
Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti
apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula
sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan
belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam
sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Desain merupakan langkah
kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan:
1) Inti dari langkah analisis karena mempelajari
masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi
melalui langkah analisis kebutuhan.
2) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk,
menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti
aktivitas pembelajaran.
3) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan,
apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan
siswa?
4) Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan
kemampuan yang dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa. Contoh
pernyataan kesenjangan kemampuan:
Ø Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran.
Ø Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi
60% dari standar kompetensi yang telah digariskan.
Pada
saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan - pertanyaan kunci diantaranya
adalah sebagai berikut :
Ø Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang
harus dimilki oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran?
Ø Indikator apa yang dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran?
Ø Peralatan atau kondisi bagaimana yang
diperlukan oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi – pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap - setelah mengikuti program pembelajaran?
Ø Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang
dapat digunakan dalam mendukung program pembelajaran?
c. Development
(pengembangan)
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi
rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka
konseptual media/metode pembelajaran yang baru. Dalam tahap
pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi
produk yang siap diimplementasikan.
Pengembangan adalah proses mewujudkan
blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain
diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia
tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan
adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan
bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Pengembangan merupakan langkah ketiga
dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah
pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar.
Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta
strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi
atau substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan
penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah :
1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan
ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan sebelumnya.
2) Memilih media atau kombinasi media terbaik
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang
perancang akan membuat pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari
jawabannya, Pertanyaan-pertanyaannya antara lain :
Ø Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli
untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran?
Ø Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?
Ø Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan
dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik
dan spesifik?
Ø Bagaimana kombinasi media yang diperlukan
dalam menyelenggarakan program pembelajaran?
d. Implementation
(implementasi/eksekusi)
Pada tahap ini diimplementasikan media/metode yang
telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi,
rancangan media/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi
yang sebenarnya. Setelah penerapan, dilakukan evaluasi awal untuk memberi
umpan balik pada penerapan media/metode berikutnya
Implementasi adalah
langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat.
Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat
dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini
antara lain :
1) Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau
kompetensi.
2) Menjamin terjadinya pemecahan masalah /
solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
3) Memastikan bahwa pada akhir program
pembelajaran, siswa perlu memilki kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap - yang diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari
jawabannya oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan
langkah implementasi yaitu sebagai berikut :
Ø Metode pembelajaran seperti apa yang paling
efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
Ø Upaya atau strategi seperti apa yang dapat
dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan
perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang
disampaikan?
e. Evaluation
(evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada akhir
setiap tahap sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan
berakhir secara keseluruhan. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi
atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh media/metode tersebut.
Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem
pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau
tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di
atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan
evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain
sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :
1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran
secara keseluruhan.
2) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang
merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran.
3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat
adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program
pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain :
Ø Apakah siswa menyukai program pembelajaran
yang mereka ikuti selama ini?
Ø Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh
siswa dalam mengikuti program pembelajaran?
Ø Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang
materi atau substansi pembelajaran?
Ø Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari?
Ø Seberapa besar kontribusi program
pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa?
Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang
dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang
perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran
yang efektif, efisien, dan menarik.
B.
Kelebihan dan Kekurang Model Desain ADDIE
Kekurangan dan Kelebihan Model Desain
ADDIE ini sebagai berikut.
1. Kelebihan desain ADDIE
Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta
strukturnya yang sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri
dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang
artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam
pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak
atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima
tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain
yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka
model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.
2. Kekurangan model desain ADDIE
Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis
memerlukan waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik
diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan
membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua
komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses
menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini
merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain
pembelajaran yang selanjutnya
C.
FORMAT PENELITIAN


Gambar
Format Penelitian R & D[7]
BAB III
KESIMPULAN
ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design,
Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Menurut
langkah-langkah pengembangan produk. Model ini dapat digunakan untuk berbagai
macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, media dan bahan ajar.
Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry untuk
merancang sistem pembelajaran.
Model pengembangan ADDIE terdiri atas 5 langkah pokok,
yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.
Tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Analisis
Kegiatan utama pada tahap ini adalah
menganalisis perlunya pengembangan media/metodepembelajaran baru dan
menganalisis kelayakan dan syarat-syarat
pengembangan media pembelajaran baru.
Pengembangan media pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah
dalam mediapembelajaran yang sudah diterapkan. Setelah analisis
masalah perlunya pengembangan mediapembelajaran baru, peneliti juga perlu
menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan mediapembelajaran
baru tersebut.
2. Design
Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai
dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar
mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan
alat evaluasi hasil belajar. Rancangan media/metode pembelajaran ini masih
bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.
3. Development
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi
rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka
konseptual media/metode pembelajaran yang baru. Dalam tahap
pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi
produk yang siap diimplementasikan.
4. Implementation
Pada tahap ini diimplementasikan media/metode yang
telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi,
rancangan media/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi
yang sebenarnya. Setelah penerapan, dilakukan evaluasi awal untuk memberi
umpan balik pada penerapan media/metode berikutnya.
5. Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada akhir
setiap tahap sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan
berakhir secara keseluruhan. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi
atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh media/metode tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A Robbert Raiser & John Depsey, Trend and Issue in
Instructional Design and Technology (new jersey : Pearson Education. Inc )
h.19
Benny
A Pribadi. 2009.Model desain system Pembelajaran Jakarta, Dian Rakyat, 2009.
H.127
Donald
Ary, Dkk. Introduction to research in education, Terj. Arif Furqon
(Surabaya:Usaha Nasional, 1982) h.50
Molenda, M. In search of the ellusive
ADDIE model. Pervormance improvement, 42 (5), 34-36. Submitted for publication
in A. Kovalchick & K. Dawson, Ed’s, Educational Technologi: An Encyclopedia.
Copyright by ABC- Clio, Santa Barbara, CA, 2003. (http://www.indian.edu) diakses
pada 3 April 2016
Mulyatiningsih Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang
Pendidikan (Bandung: Alfa Beta) h.199
PPS UNJ. Buku Pedoman
Penulisan Tesis dan Disertasi. (UNJ 2012) .h.85-86
[1] Donald Ary, Dkk. Introduction to research in education, Terj. Arif Furqon
(Surabaya: Usaha Nasional, 1982) h.50
[2] Molenda, M. In search of the
ellusive ADDIE model. Pervormance improvement, 42 (5), 34-36.
Submitted for publication in A. Kovalchick & K. Dawson, Ed’s, Educational Technologi: An
Encyclopedia. Copyright by ABC- Clio, Santa Barbara, CA, 2003. (http://www.indian.edu)
diakses pada 3 April 2016
Submitted for publication in A. Kovalchick & K. Dawson, Ed’s, Educational Technologi: An
Encyclopedia. Copyright by ABC- Clio, Santa Barbara, CA, 2003. (http://www.indian.edu)
diakses pada 3 April 2016
[3] Mulyatiningsih Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan
(Bandung: Alfa Beta) h.199
[5] A Robbert Raiser & John Depsey, Trend and Issue in Instructional Design and Technology (new
jersey : Pearson Education. Inc ) h.19
[6] A Robbert Raiser & John Depsey, Trend and Issue in Instructional Design and Technology (new
jersey : Pearson Education. Inc ) , h.20
[7] PPS UNJ. Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. UNJ 2012.h.85-86
kak, kalau boleh tau, yang kelebihan dan kekurangan model ADDIE sumbernya darimana ya? terima kasih
BalasHapusIya, sama aku mau nanya sumber dari kekurangan dan kelebihan model ADDIE dari mana yah??? Terimakasih
BalasHapusIya, sama aku mau nanya sumber dari kekurangan dan kelebihan model ADDIE dari mana yah??? Terimakasih
BalasHapus